IPS

Pertanyaan

abstrak cerpen senandung untuk ibuku

1 Jawaban

  • Senandung Untuk Ibuku

    Judul Cerpen Senandung Untuk Ibuku
    Cerpen Karangan: Ade Zetri Rahman
    Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Keluarga, Cerpen Kisah Nyata
    Lolos moderasi pada: 1 July 2014

    Masih ingatkah kau dongeng tentang Malin Kundang, sang anak durhaka itu? Tentu kau masih ingat bukan, tak mungkin kau tak tahu karena cerita, itu rutin dijadikan dongeng pengantar tidur oleh ibumu. Hey, tapi kau jangan berpikir itu aku. Aku hanya bertanya saja, karena saat kau mengingat malin si durhaka itu memaki ibunya yang renta maka akan kau bisa gambarkan siapa ibu ku. Ya kau benar, ibuku adalah seorang wanita tua yang rambutnya belum memutih semua tapi dia tak serenta ibu Malin sombong itu, ibu ku sedikit bungkuk karena ibuku hampir tak pernah berhenti membawa kehidupan si padi muda ke tanah sawah yang bancah untuk kehidupan kami, kulit ibuku juga hitam legam karena sinar matahari terlalu banyak memberikan pancarannya, mata ibuku nanar karena ada beberapa lemak nakal bersarang disana hasil dari selama ini ibuku tak pernah melemparkan pandangannya pada mall nan megah, yang dilihat ibu hanya warna hijau padi muda dan kuning padi tua, lalu lihatlah kuku ibuku ada hitam yang tersembul di ujungnya, tapi itu bukan hitam yang menempel sesaat dan akan menghilang beberapa saat setelah kau gosok dengan jeruk nipis, tapi itu hitam yang bertahan karena getah getah pisang dan lumpur sawah yang melekat.

    Kemudian kau rasakan telapak tangan ibuku, apa yang kau rasa? Kasar? Benar, telapak tangan ibuku kasar karena pupuk dengan zat kimianya itu selalu jadi teman ibuku setelah padi muda itu di tanam dan sebelum padi kuning itu memamerkan bulir bulir rupiahnya pada ibuku. Nafas ibuku juga sengau karena seruling bambu akan menjadi tiupan nan berdendang pada arang dan tungku nasi saat perut suami dan anaknya tengah beradu pada cacing cacing yang meronta. Lalu kau lihat juga telapak kaki ibuku? Pecah pecah? Tentu, telapak kaki ibuku seperti itu bukan karena jamur jahat yang besemayam disana ataupun juga keseringan memakai sepatu kulit yang tertutup. Kulit adalah barang mahal bagi ibuku, sangat mahal jadi tak mungkin ibuku punya, sandal jepit baru saja itu pun baru dibeli kemarin oleh ibuku sisa dari upah bertanam ketela Pak Haji, mandor ibu.

Pertanyaan Lainnya